Operasionalisasi Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) sebagai salah satu institusi pemerintah di Indonesia sarat dengan berbagai keterbatasan, maka dalam pelaksanaannya masih perlu di topang kerjasama antara pihak LAPAS dengan berbagai instansi pemerintah yang terkait.
Negara kita memiliki konsep yang baik dan baku dalam melakukan pembinaan, perawatan dan pelayanan dibandingkan dengan negara lain, namun memiliki keterbatasan dana dalam merealisasikan konsep tersebut, sehingga belum dapat memenuhi peraturan standar minimum warga binaan. Konsep pembinaan ini telah diakui secara Internasional, kendati demikian minimalnya sosialisasi pembinaan LAPAS menyebabkan mudahnya media massa mengekspos hal-hal negatif yang terjadi di lingkungan institusi ini. Walaupun secara statistik angka-angkanya menunjukkan peningkatan kinerja yang signifikan, masyarakat tidak pernah tahu, karena tidak terpublikasi secara luas. Yang diketahui masyarakat umumnya, hanyalah wajah buram Lembaga Pemasyarakatan, seperti kasus pelarian narapidana, kasus beredarnya narkoba di Lembaga Pemasyarakatan, Rumah Tahanan Negara maupun Cabang Rumah Tahanan Negara. Kebutuhan dana dan partisipasi dari stakeholder menjadi amat sangat diperlukan demi terealisasinya program pembinaan, pelayanan dan perawatan warga binaan, hingga perlu menjadi perhatian pihak-pihak terkait.
Seperti yang terjadi di Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Tanjung Balai Asahan, dibawah kepemimpinan Bambang Basuki, Bc.IP. SH. LAPAS yang berlokasi di jalan Mesjid Pulau Simardan Tanjung Balai Asahan ini kendati pun mengalami serba keterbatasan baik dari segi keuangan maupun Sumber Daya Manusia (SDM) namun LAPAS tetap tertata dengan rapi dan asri serta ditanami dengan berbagai jenis tanaman hias, dalam menjalankan tugas dan fungsinya juga tetap memiliki perhatian dalam pemberdayaan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), dengan memanfaatkan ruang yang tersedia, dan pekarangan yang ada warga binaan dengan pengawasan dari LAPAS, dapat menghasilkan berbagai produk yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Hasil produksi LAPAS Klas II-B Tanjung Balai Asahan meliputi : Pembudidayaan ikan lele, ikan nila, ikan gurami, peternakan kambing, peternakan bebek, perkebunan kelapa sawit, pertukangan kayu, dan paving blok, Dengan berbagai kegiatan yang dilakukan maka diharapkan masyarakat luas dapat memberikan pencitraan positif terhadap Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) yang keberadaannya tidak terlepas dari sistem peradilan pidana. By Humas Kanwil