Medan, Akhir-akhir ini, banyak media menyajikan berita mengenai tindakan kriminal dan tindakan di luar nalar, di luar norma yang dilakukan oleh anak-anak. Bahkan, jumlah anak yang berada dalam LPKA dan RUTAN sudah mencapai 2.029 orang. Situasi ini sungguh memprihatinkan, mengingat anak-anak adalah harapan penerus bangsa. Tidak sedikit penelitian menunjukkan bahwa, akar permasalahan prilaku anak-anak bermula dari lingkungan keluarga.
Oleh karena itu, anak-anak membutuhkan lingkungan keluarga yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka, agar dapat menjadi individu yang baik dan berbudi pekerti. Penting untuk diingat bahwa keluarga adalah pondasi utama dalam membentuk pribadi anak-anak, karena mereka pertama kali belajar di lingkungan keluarga. Sehingga tidak bisa diabaikan peran pentingnya keluarga dalam membentuk masa depan anak-anak.
Memperingati Hari Anak Nasional (HAN) yang jatuh tanggal 23 Juli 2023, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan menyelenggarakan Seminar Motivasi Family Support bagi petugas Pemasyarakatan Tahun 2023. Seminar ini sebagai bentuk kepedulian Bangsa Indonesia terhadap anak, supaya dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dalam bentuk penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak anak sebagai generasi penerus bangsa. Dengan mengambil tema “Orang Tua Bahagia, Anak Ceria” dan Pembicara dr. Aisyah Dahlan.
Seminar yang dilaksanakan terpusat di Graha Bakti Pemasyarakatan lantai 6, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan disiarkan secara live melalui youtube dan secara daring melalui zoom meeting. PIPAS Jajaran Kantor Wilayah Kemenkumham Sumatera Utara turut ambil bagian mengikuti seminar dari ruang Muladi kantor wilayah.
Reynhard SP Silitonga Direktur Jenderal Pemasyarakatan, dalam sambutannya menjelaskan peran orang tua dalam keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar, terhadap keberhasilan anak-anak, tugas dan tanggung jawab petugas Pemasyarakatan sebagai anggota keluarga juga tidak dapat diabaikan. “Selain sebagai ASN, petugas Pemasyarakatan juga memiliki peran dalam menjaga keharmonisan. Keharmonisan dalam membentuk lingkungan keluarga yang bahagia.” kata Reynhard (Selasa,18/7/23)
“Untuk mencapai hal tersebut, kita perlu memahami dengan baik, koodrat baik pria dan wanita, serta perbedaan antara keduanya.” lanjutnya
Dengan pemahaman yang baik, tentang perbedaan ini, petugas Pemasyarakatan dapat menjalankan peran mereka dengan baik dan menciptakan bagi setiap anggota keluarga keharmonisan dan kebahagiaan keluarga, serta menciptakan suasana yang nyaman bagi tumbuh kembang anak-anak. “Oleh karena itu, dalam kegiatan seminar ini, kami juga melibatkan para istri petugas Pemasyarakatan yang tergabung dalam Paguyuban ibu-ibu Pemasyarakatan.” kata Reynhard
“Tujuannya adalah agar kita semuanya memiliki pemahaman yang sama mengenai bagaimana memahami koodrat pria dan wanita, kedudukan dan kebutuhan anggota keluarga, serta tindakan yang tepat dalam menghadapi situasi yang terjadi dalam keluarga. Karena tanggung jawab dalam menghasilkan anak-anak yang baik, tidak hanya menjadi tanggung jawab ibu-ibu tapi juga memerlukan peran aktif dari bapak-bapak” tambahnya
Tingginya tekanan pekerjaan di pemasyarakatan karena berhadapan dengan orang-orang yang bermasalah dengan hukum di dalam LAPAS dan RUTAN yang jumlahnya terus bertambah, dapat mempengaruhi tenaga pikiran dan waktu. Diakhir sambutannya, Reynhard mengajak seluruh peserta untuk menjadikan kegiatan seminar ini sebagai momen refleksi dan pembelajaran.
“Mari kita tingkatkan pemahaman tentang pentingnya peran keluarga dalam membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas. Mari kita tingkatkan kemampuan kita sebagai orang tua agar dapat memberikan contoh yang baik bagi anak kita dengan kerjasama dan komitmen kita dengan pasangan hidup.” tutupnya. (Humas/FM)