Medan-andalas Dua ratus pelajar dan mahasiswa kota Medan diundang untuk melihat kondisi sekaligus berinteraksi dengan narapidana di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Medan, Kamis (4/4).Kegiatan bagian dari Study Tour dan Focus Group Discussion (FGD) Pemasyarakatan yang dilaksanakan Yayasan Masyarakat Indonesia Membangun (MAIMUN) bekerjasama dengan Lapas Kelas I Medan.
Kepala Lapas Kelas I Medan, Budi Situngkir didampingi KPLP, M Pithra Jaya Saragih dan perwakilan MAIMUN, Handerman YM, berharap, pelajar dan mahasiswa sebagai generasi muda dapat terhindar dan tidak melakukan pelanggaran hukum yang berakibat dapat masuk penjara. “Jadi, ini sebagai bentuk edukasi dan pencegahan agar mereka tidak melakukan perbuatan yang melanggar hukum dan masuk penjara. Sakit loh, kalau di dalam penjara. Semua kegiatan kita dibatasi,” kata Budi Situngkir.
Selain itu, mantan Kalapas Binjai itu juga ingin pelajar dan mahasiswa dapat mengoreksi pembinaan dan pelatihan di Lapas Kelas I Tanjung Gusta tanpa kepentingan apapun. “Kita membuka diri agar dapat dikoreksi. Lapas sudah berubah, siapapun dapat mengoreksi dan mengecek pembinaan serta pelatihan yang ada di dalam,” sebutnya, menegaskan lapas sekarang tidak seperti yang dulu.
Menurut dia, melalui peran pelajar dan mahasiswa, dapat mengedukasi masyarakat sekitarnya agar tidak alergi terhadap mantan napi. Sebab, selama dalam pemidanaan, napi mengikuti pembinaan seperti keterampilan, moral dan rohani. “Ekspektasi masyarakat melihat penjara dan orang-orang di dalamnya kan seram-seram. Nah, sekarang kita buktikan, di dalam mereka dilatih keterampilan dan rohani. Mereka siap kembali ke masyarakat dan mari sama-sama kita berperan aktif membinanya agar tidak kembali melakukan tindak kriminal,” ajak Budi.
Sentara perwakilan MAIMUN, Handerman YM, menyebut, kegiatan sosial tersebut untuk membina napi dan mengajak instansi pendidikan agar tidak terfokus ke instansi sendiri, tapi juga harus terlibat ke instansi lainnya. “Lapas ini adalah miniatur kehidupan kita. Melalui kunjungan ini, kita bisa bercerita dan mengubah mindsite orang tentang penjara karena sudah melihat langsung. Begitu juga dalam aplikasi dunia pendidikan, kita bisa melakukan penelitian dan praktik di Lapas sebagai bentuk pembinaan terhadap napi,” papar Handerman, mengapresiasi keterbukaan dan dukungan Kalapas atas kegiatan tersebut. (Humas)