Bali, 16 Oktober 2023 – Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma’ruf Amin, kembali tegaskan peran
besar Asian-African Legal Consultative Organization (AALCO) dalam menyuarakan kepentingan
negara-negara di kawasan Asia – Afrika. Hal ini disampaikan oleh Wapres Ma’ruf Amin saat
memberikan sambutan pada kegiatan the 61st Annual Session of AALCO di Bali (16/10). Dalam
kesempatan tersebut, Wapres menyatakan bahwa AALCO merupakan wadah penggerak dalam
memperjuangkan suara bangsa Asia dan Afrika di tingkat global.
Wapres Ma’ruf Amin menegaskan peran besar AALCO dalam menyuarakan kepentingan negara-
negara di kawasan Asia–Afrika. Hal ini disampaikan oleh Wapres Ma’ruf Amin saat memberikan
sambutan pada kegiatan the 61st Annual Session of AALCO di Bali (16/10). Dalam kesempatan
tersebut, Wapres menyatakan bahwa AALCO merupakan wadah penggerak dalam
memperjuangkan suara bangsa Asia dan Afrika di tingkat global.
“Suara bangsa Asia dan Afrika merupakan elemen penting pembentukan arsitektur hukum
internasional. AALCO harus dapat menjadi mitra sejajar dengan organisasi regional dan global lain
dan memiliki posisi tawar yang kuat. Sehingga pembentukan instrumen dan rezim hukum
internasional tidak dikendalikan oleh negara-negara yang secara tradisional mendominasi tata
hukum internasional,” ujar Wapres Ma’ruf Amin.
AALCO berakar dari semangat zaman bahwa tata politik dan hukum internasional harus
mencerminkan pandangan serta kepentingan bangsa Asia dan Afrika. Misalnya dalam hal ini,
potensi negara-negara Asia dan Afrika yang diberkahi oleh lokasi geografis dan sumber daya alam
yang melimpah di satu sisi juga memberikan tantangan tersendiri dalam pemberantasan kejahatan
transnasional.
Sebagai contoh dalam kasus illegal fishing dan wildlife crime, negara-negara Asia dan Afrika
seringkali dirugikan oleh pelaku kejahatan yang mengambil persediaan ikan dan spesies liar di
kawasan Asia – Afrika. Selain itu, negara-negara Asia – Afrika juga kerap kali berkutat dengan
proses kompleks pengembalian aset hasil kejahatan transnasional yang dilarikan ke luar negeri.
“Kejahatan transnasional serta pengembalian aset hasil kejahatan transnasional ini memerlukan
perhatian serius dari Negara Asia dan Afrika yang seringkali menjadi korban. Kita perlu memperkuat
kerangka hukum Internasional yang sejalan dengan kepentingan nasional Negara Asia dan Afrika,”
tegasnya.
Wapres Ma’ruf Amin kemudian menutup sambutannya dengan pesan bahwa AALCO harus mampu
menawarkan solusi dan menjadi aktualisasi dari solusi itu sendiri sebagai kontribusi negara-negara
Asia-Afrika guna merealisasikan tata dunia yang adil dan beradab.
Pada sesi di pagi harinya, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna H. Laoly, ditunjuk
mewakili Indonesia sebagai Presiden the 61st Annual Session of AALCO. Amanah ini merupakan
sesuatu yang spesial mengingat Indonesia sebagai salah satu negara pendiri AALCO yang saat itu
lahir dari semangat pergerakan bangsa Asia dan Afrika untuk melepaskan diri dari belenggu
kolonialisme dan imperialisme sebagai hasil Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955.
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia akan memimpin rangkaian sidang 61st Annual Session of
AALCO dari tanggal 16-20 Oktober 2023, yang akan membahas agenda-agenda yang selama ini
telah dibahas pada sesi-sesi tahun sebelumnya, serta usulan baru dari negara-negara anggota
AALCO.
Pada 61st Annual Session of AALCO tahun ini, sebagai tuan rumah Indonesia secara aktif
mengajukan usulan agenda baru, yaitu terkait pembentukan Asset Recovery Expert Forum di antara
negara-negara Asia-Afrika. Selain itu, Indonesia juga mengusulkan pembahasan subtopik baru
pada agenda “the Law of the Sea”, yaitu terkait “Illegal Fishing as a Transnational Organized Crime”,
serta dua subtopik baru pada pembahasan agenda “Environment and Sustainable Development”,
yaitu “Combating Transnational Wildlife Crime” dan “Strengthening Asian-African Collaboration on
Climate Change”.
Usulan Indonesia mengenai pembentukan Asset Recovery Expert Forum sebagai penguatan dalam
upaya pengembalian aset hasil kejahatan transnasional, isu illegal fishing sebagai kejahatan
transnasional yang terorganisir, isu kejahatan terhadap satwa liar lintas batas, serta kerjasama
negara Asia – Afrika terkait perubahan iklim merupakan hal penting yang perlu menjadi perhatian,
tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga bagi negara-negara Asia dan Afrika.
“Mari kita gunakan kesempatan pada 61st Annual Session of AALCO ini untuk mengobarkan kembali
semangat kerja sama antara negara-negara Asia dan Afrika. Semangat ini, yang berakar pada
Konferensi Asia-Afrika tahun 1955 yang bersejarah di Bandung, akan tetap menjadi inti aspirasi kita
bersama.
Sudah waktunya bagi kita untuk tidak hanya membahas masalah-masalah hukum, namun juga
merefleksikan hasil Konferensi Asia-Afrika beserta prinsip-prinsipnya untuk terus memandu upaya
kita bersama. Sesi tahunan ini merupakan bukti komitmen kita terhadap visi Asia dan Afrika, bekerja
sama untuk masa depan yang lebih baik,” pungkas Yasonna pada pidato pembukaannya sebagai
Presiden 61st Annual Session of AALCO.
Informasi lebih lanjut mengenai AALCO dan informasi seputar pelaksanaan 61st Annual Session of
AALCO dapat dilihat di https://www.aalco.int/.